.

Rabu, Februari 15, 2012

Mie Berusia 2500 Tahun Di China

Pro dan kontra tentang bahaya atau tidaknya mi instan bagi kesehatan baru saja lewat. Namun mungkin banyak yang belum mengetahui, bahwa usia nenek moyang mi instan ternyata sudah sangat-sangat tua.


Baru-baru ini para peneliti menemukan mi yang sudah sangat lama terkubur di sebuah pemakaman China. Bersama mie instan, turut ditemukan pula tubuh yang terawetkan, serta makanan-makanan lain seperti bubur, dan kue kering.

Seperti dikutip dari DiscoveryNews, para ahli meyakini bahwa penemuan itu sudah berusia 2.500 tahun. Paper tentang penemuan ini juga akan muncul pada Journal of Archaeological Science.

Di kuburan itu, gundukan mi ditemukan dalam sebuah mangkuk tembikar, di atas kepala kambing (yang mungkin punya makna simbolis), serta mangkuk tembikar lainnya juga dipenuhi oleh bubur, serta kue berbentuk bulan sabit, yang menyerupai kue bulan di zaman China modern.

Analisa kimia terhadap tepung di penemuan itu, mengungkapkan bahwa baik mi maupun kue tadi terbuat dari padi-padian biasa. Setelah melakukan serangkaian percobaan kemudian para ilmuwan meyakini bahwa butiran-butiran bijian di dalam mangkuk direbus menjadi bubur, mi direbus, dan kue dibakar.

"Teknologi pembakarannya bukan seperti metode tradisional pada masakan China kuno, dan ini sangat jarang dilaporkan," ujar Yiwen Gong, kepala tim riset dari Graduate University of Chinese Academy of Sciences.

Dari penelitian ini, ia yakin bahwa penemuan makanan ini mengindikasikan bahwa teknik pembakaran seperti itu merupakan praktek masak yang telah menyebar di bagian utara barat laut China sejak 2500 tahun lalu.



Penelitian ini sendiri dilakukan oleh Gong Cs, di pemakaman Subeixi di Distrik Turpan, Xinjiang China. Tempat ini adalah pusat pertemuan antara China Timur dan China Tengah, dengan iklim gurun pasir. "Iklim di sini sangat kering sehingga banyak mumi dan tumbuhan terawetkan secara alamiah, tanpa membusuk." kata Gong.

Dari penemuan ini, diperkirakan juga bahwa orang China merupakan salah satu pembuat roti pertama. Sebab, kue-kue yang ditemukan ditempat itu mengindikaskan bahwa mereka dibuat menggunakan sebuah tungku pembakaran yang mirip dengan oven.

Sebelumnya, para peneliti meyakini bahwa orang Mesir-lah yang merupakan pembuat roti pertama, didasarkan pada penemuan yang diperkirakan berusia sama pada zaman tersebut.

Setidaknya pada penemuan baru di bagian utara China ini, terungkap bahwa orang China adalah salah satu pembuat roti awal yang memiliki teknik memasak yang kompleks. "Dengan menggunakan api dan dan batu gerinda, butiran-butiran dalam jumlah besar dimasak menjadi makanan pokok," ujar Gong.

Gong dan timnya, menambahkan padi-padian yang menjadi bahan pembuatan makanan itu, telah ada di daerah itu sejak sekitar 10.000 tahun yang lalu di barat laut China dan mungkin telah menjadi makanan utama karena ketahanannya terhadap kondisi kering dan kemampuannya untuk tumbuh di daerah yang tak subur.

Sementara itu, di situs arkeologi Laija yang juga terletak di barat laut China, Houyuan Lu peneliti dari Institute Geologi dan Fisika Chinese, Academy of Sciences, beserta peneliti lain juga berhasil menemukan mi yang terbuat dari butir-butir padi berusia sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Pada kasus ini, mi yang ditemukan termasuk tipis lembut dan panjangnya lebih dari 50 cm dan berwarna kuning. "Mi ini mirip dengan mi La-Mian, sebuah mi tradisional China yang dibuat dengan cara menekan dan menarik adonan secara berulang-ulang menggunakan tangan," kata Lu dan rekan-rekannya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...